Writer Librarian

Pustakawan dan Pelaku Usaha

Writer Librarian

Menyingkat Alamat Website dengan URL Shortener

Gerakan Literasi Mencerdaskan Negeri

Dari Jogja untuk Nusantara. Kitab Sakti bagi setiap penggerak literasi di Indonesia

Buku Pustakawan dan Media Massa: dari Interaksi ke Dokumentasi

Buku ini berisi kumpulan opini yang sudah diterbitkan di media massa (surat kabar). Berisi tentang Budaya Baca, Perpustakaan, Pendidikan, Sosial, dan Teknologi.

Bedah Buku Perpustakaan

Bedah Buku Capacity Building Perpustakaan karya Muhsin Kalida, 12 Desember 2015

Monday, March 30, 2015

Judul: Pustakawan dan Media Massa: dari Interaksi ke Dokumentasi
Penulis: Moh Mursyid
Kata Pengantar: Blasius Sudarsono
Kata Sambutan: Bambang Haryanto
Penerbit: Ladang Kata (Yogyakarta)
Cetakan: I/ Maret 2015
Tebal: 220 hlm+ xx; 20,5 cm
Kertas: Book paper (Imperial)
Harga Rp. 65.000-,





Endorsment 1
Zaman terus berubah dan senantiasa memiliki baju baru sebagaimana saat ini baju baru itu bernama zaman digital. Meskipun begitu, sebagaimana disuarakan dengan lantang oleh buku ini, literasi tak pernah mati. Buku yang berisi kumpulan tulisan tentang fungsi dan manfaat buku, perpustakaan, dan kegiatan yang mengiringinyamembaca dan menulisini tetap sangat relevan dengan zaman sekarang atau zaman digital. Media penyebar pengetahuan memang telah berganti, namun pendukung belajar, bersekolah, dan mengembangkan pikiran tetaplah membaca dan menulis. Buku ini menegaskan hal penting itu.
__Hernowo, penulis buku best seller Mengikat Makna dan Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan

Endorsement 2
Perkembangan teknologi digital dan keberadaan Web telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Filsuf informasi, Luciano Floridi, menyebutnya sebagai Revolusi ke-Empat dan terbesar. Revolusi inilah yang benar-benar menjadikan hampir semua lini kehidupan dan perilaku masyarakat menjadi perhatian dari berbagai aspek kehidupan. Buku ini telah mengantarkan kita merenungkan kembali apa arti dari perubahan yang terjadi pada saat sekarang, terutama dalam kaitannya dengan pengetahuan. Buku, perpustakaan, pendidikan, dan teknologi akan menjadi semakin berarti bila kita mau memaknai untuk kehidupan kita.
___Ida F Priyanto ( Edda Priyanto), anggota aktif American Library Association (ALA) dan penulis book chapters di penerbit IGI, New York dan de Saur, Berlin.

Endorsment 3
Ada dua hal yang menarik dari isi buku ini; pertama, isu literasi, buku dan perpustakaan, yang dikemukakan secara gamblang sehingga membuat kita sebagai pembaca seperti berkaca untuk melihat sejauh mana kita sudah berbuat sesuatu untuk bangsa. Kedua, tulisan di buku ini juga seperti ‘menggedor- nggedor’ dunia perpustakaan dan mengatakan bahwa menjadi seorang pustakawan seyogianya harus bisa menulis di media massa agar bisa membuka mata dunia tentang apa yang sebenarnya menjadi otoritas pustakawan dan seperti apa sesungguhnya fungsi perpustakaan di masyarakat. Dengan membaca buku ini, kita sadar bahwa ‘Keluh’ apabila diolah secara kreatif sesungguhnya bisa menjelma menjadi inspirasi yang bisa mengubah dunia.
__Labibah Zain (Labibah Zain), Dosen Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Cerpenis, dan Founder Blogfam

Endorsment 4
Tidak banyak lulusan pendidikan ilmu perpustakaan yang menulis dan opininya dimuat dalam media massa. Tidak banyak pula pustakawan yang menyampaikan pemikirannya mengenai permasalahan bangsa melalui media massa. Lebih banyak lulusan ilmu perpustakaan atau pustakawan seperti saya yang hanya bisa berkoar-koar melalui media sosial.
Upaya Mas Mursyid membukukan pemikirannya yang muncul di media massa dan tulisan pribadinya berkenaan dengan permasalahan sosial yang dirasakannya menjadi pembelajaran untuk lulusan ilmu perpustakaan dan pustakawan di Indonesia. Pembelajaran itu ialah jangan sekedar hanya mengkampanyekan gerakan membaca, namun tulislah apa yang kamu lihat, alami, dan rasakan sehingga orang pun tahu siapa kamu.
Di antara seluruh artikel yang ditulis Mas Mursyid, ada satu bahasan yang seringkali saya sampaikan kepada para mahasiswa ilmu perpustakaan, yaitu berorganisasi. Salah satu lemahnya citra dunia kepustakawanan di Indonesia, karena pustakawan enggan berorganisasi dan lebih banyak mengharap belas kasihan pemerintah. Seandainya organisasi kepustakawanan di Indonesia kuat, rasanya pemerintah tidak berani membuat kebijakan yang merugikan profesi pustakawan.
___Farli ELnumeri (Farli Yanda Lika Bukhari) - Kepala Perpustakaan Hukum Daniel S Lev dan Presiden ISIPII Periode 2012 - 2015

Endorsment 5
Membaca dan menulis saling menjalin hubungan erat. Sulit menulis dengan bernas tanpa banyak membaca. Sebaliknya banyak membaca akan mendorong orang untuk menulis. Pada usianya yang hanya mencapai 51 tahun, Tan Malaka mampu menghasilkan 26 buku. Itu karena ia banyak membaca dan menulis. Gagasannya menyangkut semua aspek kehidupan, dari filsafat, ekonomi, kebudayaan, sosiologi, sejarah, sampai sains modern. Tentu sulit menulis dengan wawasan yang seluas itu tanpa dibarengi dengan kesukaan membaca. Begitu pula Presiden Sukarno yang banyak membaca dan menulis. Juga Pramudya Ananta Toer yang giat menulis meski hidup di penjara.
Moh. Mursyid adalah penulis yang produktif, karya-karyanya sudah dimuat di berbagai media massa. Ia lahir dari generasi yang terbiasa menulis dengan komputer. Buku ini mendorong kita untuk membaca hal-hal yang menarik untuk ditulis, menulis hal-hal yang menarik untuk dibaca, dan ada teknologi komputer yang nyaman untuk menulis. Melalui buku ini Moh.Mursyid juga memberikan Tips Mencari Informasi Lewat Google Advance Search, Mencegah Aksi Copy Paste pada Microsoft Word, Mengubah Teks Menjadi Suara, dan sebagainya.
Beberapa tokoh dapat mengubah pikiran begitu banyak manusia di dunia melalui tulisan-tulisannya. Jadi bacalah dan tulislah, jangan sia-siakan kata-kata. Every word has power.
__Ratih Poeradisastra (Ratih Poeradisastra), penulis buku-buku biografi. Karya-karyanya disimpan di Perpustakaan Nasional Australia dan Library of Congress, Amerika Serikat


Pemesanan di 085641522841 (SMS/ WhatsApp)