Bulan Juni disebut sebagai bulan Soekarno.
Pasalnya, pada bulan ini terdapat hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Diantaranya,
pada tanggal 6 Juni 1901, presiden RI
yang pertama, Soekarno, dilahirkan di lawang Seketeng, Surabaya. Kemudian pada
1 Juni 1945, Soekarno melahirkan istilah Pancasila yang kemudian menjadi dasar
negara Indonesia. Masih pada bulan yang sama, 21
Juni 1970, Soekarno akhirnya meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Dari serangkaian
peristiwa bersejarah tersebut, tidak heran jika bulan Juni disebut-sebut
sebagai bulan Soekarno.
Soekarno adalah seorang legenda yang pernah
dimiliki bangsa Indonesia. Nama Soekarno tidak hanya dikenal di dalam negeri
saja, bahkan bangsa Barat pun mengakuinya sebagai pemimpin yang konsisten terhadap
perjuangan anti-kapitalisme dan anti-kolonialisme. Ia dikenal sebagai Bapak
proklamator sekaligus menjadi Bapak Bangsa (Founding Fathers) yang banyak
berperan dalam proses kemerdekaan RI. Ia juga dikenal sebagai seorang ideolog
dan orator ulung yang karismatik, berwibawa dan dicintai rakyat.
Sebagai figur yang sangat berpengaruh, ada
banyak pelajaran penting yang bisa kita ambil sosok Soekarno. Disadari atau
tidak, keberhasilan Soekarno sebagai pemimpin tidak bisa dilepaskan dari semangat
belajar yang tinggi. Soekarno adalah sosok yang mempunyai tradisi intelektual
yang kuat. Ia adalah seorang ‘kutu buku’. Pada saat kuliah di Technische Hoge school
(sekarang ITB), Soekarno tidak mau dibatasi oleh dinding-dinding ruangan kelas
untuk terus belajar. Ia terus belajar dengan melahap berbagai buku, Sosial,
ekonomi dan politik yang ada di perpustakaan.
Beberapa buku yang mempengaruhi pemikiran
Soekarno adalah karya karya Sun Yat Sen yang berjudul San Min Chu-I,
serta buku-buku karya Karl Marx dan Thomas Jefferson. Selain Itu, ia juga
membaca buku tentang teori-teori Perang Pasifik yang berjudul Seapower in
The pacific karya seorang ahli maritim berkebangsaan Inggris, Hektor
Baywater. Juga buku Geopolitik des Pazifischen Ozeans karya Karl
Haushofer dari Universitas Munchen, Jerman.
Selain ‘kutu buku’, Soekarno juga orang yang gemar
menulis. Terbukti beberapa artikel yang dihasilkan Soekarno berpengaruh besar
pada saat melawan penjajahan. Diantaranya
adalah artikel politik yang ditulis untuk melawan kolonialisme Belanda dan
dimuat di surat kabar Oetoesan Hindia. Selain itu, ia juga pernah
menulis artikel yang berjudul “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang
dimuat dalam surat kabar Suluh Indonesia Muda.
Kegiatan membaca dan menulis memang tidak bisa
dipisahkan dari diri Soekarno. Ia adalah orang mempunyai tradisi intelektual
yang kuat. Terbukti dengan membaca dan menulis, Soekarno mampu menjadi orang yang
berpengaruh di dunia.
Dengan adanya bulan Soekarno, menjadi saat
yang tepat untuk kembali menyulut semangat belajar anak bangsa. Semoga kita,
juga bangsa ini menjadi bangsa yang berkarakter dan mempunyai tradisi
intelektual yang kuat. Semoga![]
Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 26 Juni 2012
0 komentar:
Post a Comment